Refleksi maraknya workshop kbc dan ekoteologi. Tapi, bullying dan sampah masih merajalela
Bismillahirrahmanirrahim…
Saudaraku, pengawas madrasah, sahabat pendidik, dan anak-anakku yang kucintai…
Hanya untuk saling mengingatkan, izinkan saya mengajak kita merenung sejenak…
Kurikulum cinta adalah kurikulum kehidupan.
Ia bukan sekadar tulisan indah di RPP/Modul Ajar/Perangkat Pembelajaran…
Bukan sekadar dokumen yang tersimpan rapi di laci kepala madrasah…
Tetapi ia adalah roh… yang menghidupi setiap gerak dan langkah nyata kita di madrasah dalam segala dimensi dan sudut kehidupan baik di ruang kelas, ruang kantor, di lapangan olahraga, di ruang lab maupun perpustakaan termasuk di lingkungan rumah tangga kita.
Kurikulum cinta bukanlah sekadar kata manis,
tetapi senyum tulus yang kita berikan setiap pagi…
pelukan hangat saat ada yang bersedih…
kesabaran saat membimbing yang belum paham…
dan doa yang kita panjatkan diam-diam untuk kebaikan anak didik kita.
Kurikulum cinta adalah ketika kita memandang murid bukan sebagai angka di rapor…
tetapi sebagai amanah Allah yang harus kita rawat, kita bimbing, dan kita doakan.
Dan oleh karena itu, izinkan saya bicara tentang Ekoteologi.
Ia bukan sekadar seremoni menanam pohon lalu berfoto ramai-ramai…
Tetapi kesadaran bahwa menanam dan merawat pohon… adalah merawat sumber kehidupan.
Ia hadir saat kita menolak plastik sekali pakai…
saat kita menghemat air meski tak ada yang melihat…
saat kita memungut sampah bukan karena disuruh…
tetapi karena kita mencintai bumi yang Allah titipkan kepada kita.
Mari kita jaga…
Agar Kurikulum Berbasis Cinta dan Ekoteologi *tidak menjadi proyek baru di dunia pendidikan* yang hanya indah dalam kata-kata saat ada workshop, bimtek dan kegiatan yang lain…miskin dalam aksi nyata, indah dalam diksi dan narasi,
Tetapi lebih menjadi tatanan aksi nyata, menjadi gerakan moral bersama yang mengalir di hati kita…
Penuh cinta… penuh kasih sayang…
Untuk manusia… untuk alam… untuk kehidupan… untuk kita dan untuk cucu kita kelak.
Dan jika semua itu kita lakukan dengan hati yang tulus, hati yang ikhlas,
maka InsyaAllah madrasah kita tidak hanya mencetak generasi yang pintar secara akademik,
tetapi generasi yang mencintai sesama… mencintai lingkungan…
mencinta ilmu dg belajar sepanjang hayat...
dan dicintai oleh Penciptanya, pemilik semesta alam, Allah Rabbul Jalil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar