Peningkatan mutu pendidikan madrasah melalui implementasi Kurikulum Berbasis Cinta ; National Outreach Program Melalui Pemberdayaan Madrasah.
Jember,18- 20 September 2025
Workshop kolaborasi antara PGM Indonesia Provinsi Jawa Timur, Kemenag Jember dan UIN KHAS Jember di ponpes Al Amin Sabrang Ambulu terlaksana dengan sukses. jumlah peserta yang hadir sejumlah 300 orang telah memenuhi kuota yang ditentukan. Acara dihadiri perwakilan 12 kecamatan terdiri dari kepala madrasah/ guru RA, MI MTs dan MA. Workshop ini digelar untuk sesi gelombang 1. Adapun sesi gelombang 2 akan dilaksanakan di Pondok Pesantren Nuris Antirogo Jember pada 27 September 2025 dengan estimasi peserta juga 300 orang selain kecamatan yg ikut workshop pada gelombang 1.
Hadir pada acara workshop ini beberapa tokoh kolaborasi dan narasumber:
1. Prof. Dr.H. Hepni S.Ag,MM,CPEM
2. Prof.Dr.M.Khusna Amal S.Ag,Msi selaku Rektor UIN KHAS Jember
3. KH.Faisol Abrori M.Pd.I selaku Kasubag TU Kementerian Agama Kabupaten Jember
4. Drs.H. Zurni S.Pd,M.Pd selaku narasumber pemateri 1 dan Ketua Pokjawas Madrasah Nasional Kemenag RI.
5. Moh. Nurhuda S.Ag,M.Pd.I selaku narasumber pemateri 2 dan Kasi Pendma Kemenag Jember
6. Ning Khilma Anis Wahidah, selaku narasumber pemateri 3 dan Penulis Novel Best seller Hati Suhita
7. Hj.Safitri Zubaidah sebagai OC/ Organizing Committee dari PW PGM Indonesia Provinsi Jawa Timur
Dalam acara workshop ini, juga ada penandatanganan MoU tiga pilar antara UIN KHAS Jember, Kementerian agama Kabupaten Jember dan Pimpinan Wilayah PGM ( Perkumpulan Guru Madrasah) Indonesia Provinsi Jawa Timur.
Tujuan utama dari MoU (Memorandum of Understanding) ini adalah untuk kepentingan pendidikan madrasah yaitu menjalin kerjasama strategis antara madrasah dengan kedua pihak guna meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan bagi peserta didik. MoU berfungsi sebagai landasan hukum untuk mewujudkan kolaborasi dalam berbagai aspek seperti pendidikan, penelitian, pengayaan program ekstrakurikuler, peningkatan kesejahteraan, dan pengembangan sarana-prasarana.
Manfaat dan Tujuan Umum MoU
1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan
2. Penguatan Program dan Layanan
3. Landasan Hukum Formal
4. Menciptakan Sinergi dan Manfaat Bersama
5. Mendorong Inovasi dan Kolaborasi
Zurni menegaskan posisi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) adalah sebagai jiwa (soul) dari seluruh penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran pada implementasi Kurikulum Nasional. KBC Juga bukanlah pengganti kurikulum yang ada, melainkan sebuah insersi nilai-nilai cinta ke dalam proses pembelajaran yang sedang berjalan. Artinya, KBC tidak mengganti mata pelajaran atau materi yang sudah ada, tetapi menambahkan penekanan pada nilai-nilai cinta dalam cara guru mengajar dan siswa belajar.
“Itulah Cinta, merangkai cinta kepada Allah dengan Shalat Dhuha, melafalkan Asmaul Husna, menanamkan nilai-nilai cinta kepada Allah, jadi Kurikulum Cinta ini tidak serumit yang bapak ibu bayangkan,KBC mengambil posisi sebagai jiwa pada implementasi kurikulum apapun bentuknya, komponennya insersi bukanlah pengganti,” Jelas Zurni ketika memberikan arahan pada para peserta.
Pada kesempatan yang sama Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Jember, yang dalam hal ini diwakili oleh Kasubag TU Faisol Abrori memberikan arahan agar para peserta mengikuti acara workshop dengan seksama dari awal hingga akhir. Beliau berharap agar peserta workshop mencermati bahwa tujuan workshop kurikulum cinta adalah menanamkan nilai-nilai kasih sayang, empati, dan toleransi dalam pendidikan untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter kuat, berakhlak mulia, dan mampu membangun hubungan positif antar sesama serta lingkungan. Selain itu guru juga mampu mengubah pola pikir guru agar lebih humanis, menghargai perbedaan, dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan, serta menjadi solusi atas berbagai krisis kemanusiaan dan moral.
Pada Sesi 2 sebagai pemateri adalah Kasi Pendma Kemenag Jember yaitu Bpk. Mohammad Nurhuda. Beliau menekankan tentang pembelajaran deep learning yang didalamnya terdapat Mindfull learning, Meaningfull Learning dan Joyfull Learning. Bang Zul menjelaskan Mindfull Learning atau berkesadaran penuh Melalui berkesadaran siswa memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri.Siswa memahami tujuan pembelajaran dan termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan.
Kedua adalah Meaningfull Learning artinya Pembelajaran bermakna dimana siswa dapat merasakan manfaat dan relevansi dari hal-hal yang dipelajarinya. Ketiga adalah Joyful Learning yakni pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran ini diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan suasana belajar yang menyenangkan.
Pada Sesi hari berikutnya diisi oleh pemateri perempuan, Seorang penulis Buku Novel Best seller Hati Suhita yang telah viral se Indonesia bahkan dari buku itu telah dilirik oleh produser film dan menjadi film Edukasi di dunia pesantren yang viral dengan judul Hati Suhita. Beliau adalah Ning Khilma Anis Wahidah. Merupakan pengasuh pondok pesantren An Nur di Wuluhan Jember dengan segudang prestasi buku karya- karyanya yg selalu viral dan difilmkan. Ini menjadi spirit besar bagi para guru untuk senang menulis.
Wanita muda yang cantik dan ramah ini memaparkan tentang kisahnya mulai di pesantren dengan segala keterbatasannya tapi tidak menyurutkan cinta-citanya menjadi penulis terkenal.Menurut Ning Khilma, menulispun harus dengan cinta. Orang kalau sudah cinta pasti langgeng. Dalam hal apapun, tandasnya.
Untuk merawat Eksistensi Literasi Guru Madrasah, ada
7 Pesan Penting yang disampaikan Ning Khilma Anis adalah
“Kita harus sadar bahwa medan dakwah kita di zaman sekarang sudah bergeser pada media sosial, maka santri harus punya figur penting dalam hal ini,” tegasnya.
Pada kesempatan kali ini, Ning Khilma Anis membagikan 7 pesan penting untuk merawat keeksistensian literasi di dunia pesantren. Pertama, karena pergeseran cara dakwah di era digital ini, maka santri tidak cukup berdakwah dengan bil lisan dan bil hal saja, namun santri era digital juga perlu berdakwah dengan bil qolam (tulisan) yang di sebar luaskan melalui platform-platform media sosial.
Kedua, seorang santri harus menulis. Dalam istilah Jawa dikatakan ojo mati tanpo aran (jangan mati tanpa meninggalkan karya). Selanjutnya, santri harus menjadi sumur sinobo, yaitu sumur di padang sahara yang dihampiri para musafir. Artinya seorang santri harus mempunyai banyak ilmu pengetahuan dan menjadi tempat bertanya, tidak hanya diam saja. Seperti halnya sumur yang terus mengeluarkan air dan airnya dapat bermanfaat untuk seluruh makhluk.
Ketiga, dalam menulis seseorang harus mempunyai idola sebagai panutan, contoh, dan teladan. Hal ini akan menuntunnya dalam survive di dunia literasi, agar kita mempunyai arahan dalam mengikuti sesuatu termasuk dalam berkarya. Selanjutnya, santri harus berani keluar dari zona nyaman. Santri harus bisa berinovasi dan menciptakan hal-hal baru, sebisa mungkin hasil karyanya dapat diterima dan dinikmati oleh berbagai kalangan, tidak hanya pada lingkungan pesantren saja.
Keempat, seorang santri harus klungsu-klungsu menawa udhu. Maksudnya, meskipun dengan hal kecil, akan menjadi lebih baik. Jadi, seorang santri lebih baik berkarya, meskipun karyanya berupa hal kecil atau sederhana, dari pada tenggelam dalam angan-angan yang banyak. Terakhir, tetap cintai budaya, tradisi, dan sejarah sebagai nutrisi literasi.
Di penghujung kata, novelis muda ini juga berpesan kepada seluruh peserta seminar yang kebanyakan adalah guru madrasah untuk tidak menafikan keberkahan. “Jangan pernah melupakan sebuah keberkahan. Karena hidup yang penuh berkah adalah cita-cita setiap santri. Maka sertakanlah tawasul kepada gurumu dalam setiap kebaikan yang kamu lakukan. Karena dengan tawasul hasilnya akan berbeda,” tandasnya.
Hingga akhir sesi sore hari, peserta masih utuh tidak bergeser pulang karena sangat antusias dengan yang disampaikan oleh Ning Khilma Anis.
Alhamdulillah Workshop berjalan lancar sukses dan barokah.
( Ditulis oleh Safitri Zubaidah selaku OC sekaligus panitia pelaksana Workshop dari PW PGM Indonesia Provinsi Jawa Timur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar