STOP BULLYING!!

 



KASUS  Zara Qairina Mahathir, siswi Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) Tun Datu Mustapha di Papar, Sabah Malaysia kini sdg viral di media sosial kembali membelalakkan mata dunia pendidikan. Kabar yg beredar, gadis ini di-bully para seniornya dgn digiling di mesin cuci hingga meninggal dunia.

Kematiannya yang diyakini terkait dengan bullying atau perundungan, memicu kemarahan nasional setelah tuduhan yang melibatkan tokoh-tokoh terkemuka. Kasusnya memicu seruan keadilan dan duka cita yang meluas dengan tagar #JusticeForZara.


Sebagai seorang pendidik, saya sangat prihatin melihat berkali- kali kasus bullying/ perundungan terus terjadi di dunia pendidikan. Bahkan di pesantren. Apalagi anak- anak sy juga saya sekolahkan di pesantren. Tentu para orang tua menjadi khawatir. 

Tulisan ini setidaknya ingin membuka hati kpd semua pihak baik seluruh civitas akademika pendidikan, guru, murid, orang tua, masyarakat dan pemerintah agar bersama- sama menjaga dan memperhatikan dgn mengontrol bagaimana putra putri kita di sekolah dan di pesantren. Karena untuk menghentikan bullying di sekolah, perlu adanya upaya bersama dari seluruh elemen sekolah, termasuk siswa, guru, dan orang tua. 

Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain membangun lingkungan sekolah yang positif, meningkatkan kesadaran tentang bullying, memberikan dukungan pada korban, dan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku. 

Beberapa cara yang lebih detail untuk menghentikan bullying di sekolah:

1. Membangun Lingkungan Sekolah yang Positif dgn menciptakan budaya sekolah yang inklusif dan penuh pengertian, yaitu lingkungan yang saling menghargai dan menghormati antar sesama sehingga dapat mengurangi potensi terjadinya bullying. 
2. Tingkatkan komunikasi terbuka antara guru dan siswa. Siswa perlu merasa aman untuk berbicara tentang masalah yang mereka hadapi, termasuk jika mereka menjadi korban atau melihat tindakan bullying. 
Kampanye ini dapat melibatkan siswa untuk menyuarakan pentingnya persahabatan dan saling mendukung. 
4. Sediakan ruang diskusi dan konseling.
Ruang ini dapat menjadi tempat bagi siswa untuk berbagi pengalaman dan mendiskusikan masalah yang mereka hadapi. 
5. Terapkan aturan yang jelas tentang bullying dan sanksi yang tegas
Sekolah perlu memiliki aturan yang jelas tentang perilaku yang tidak dapat diterima dan sanksi yang sesuai bagi pelaku bullying. 
6. Libatkan orang tua dalam pencegahan bullying.
Orang tua dapat bekerja sama dengan sekolah untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak mereka. 
7. Meningkatkan Kesadaran tentang Bullying:
Edukasi siswa tentang apa itu bullying dan dampaknya. 
Siswa perlu memahami berbagai bentuk bullying dan dampaknya terhadap korban, baik secara fisik maupun psikologis. 
8. Ajarkan siswa cara mengenali dan melaporkan tindakan bullying.
Siswa perlu tahu bagaimana cara melaporkan tindakan bullying tanpa rasa takut. 
9. Berikan contoh yang baik.
Guru dan staf sekolah perlu memberikan contoh perilaku yang baik dan menghargai orang lain. 
10. Tanamkan nilai-nilai positif.
Ajarkan siswa tentang pentingnya empati, toleransi, dan saling menghormati. 
11. Memberikan Dukungan pada Korban Bullying dengan dukungan emosional.
Korban bullying membutuhkan dukungan untuk memulihkan kepercayaan diri dan harga diri mereka dengan membantu mereka untuk mengatasi rasa takut dan trauma.
Bantuan profesional mungkin diperlukan untuk membantu korban mengatasi dampak psikologis dari bullying untuk memastikan korban merasa aman dan terlindungi
Sekolah perlu memastikan bahwa korban bullying merasa aman dan terlindungi dari pelaku bullying sehingga korban bisa membangun kembali rasa percaya diri dengan 
menfasilitasi kegiatan yang dapat meningkatkan rasa percaya diri korban. 
12. Mengambil Tindakan Tegas terhadap Pelaku Bullying.
Lakukan investigasi terhadap setiap laporan bullying.
Sekolah perlu menyelidiki setiap laporan bullying secara adil dan objektif. 
Ambil tindakan yang sesuai dengan tingkat keparahan bullying. Tindakan disiplin perlu diambil terhadap pelaku bullying, sesuai dengan tingkat keparahan kasus. 
Libatkan orang tua pelaku bullying. Orang tua perlu dilibatkan dalam proses penanganan bullying dan diberikan edukasi tentang dampak perilaku anak mereka. 
Bantu pelaku untuk mengubah perilaku mereka. Beberapa pelaku bullying mungkin membutuhkan bantuan profesional untuk mengubah perilaku mereka. 
13. Memperkuat Peran Guru dan Staf Sekolah: 
Berikan pelatihan kepada guru tentang pencegahan dan penanganan bullying.
Guru perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengenali, mencegah, dan menangani bullying. 
Dorong guru untuk menjadi role model.
Guru perlu memberikan contoh perilaku yang baik dan menunjukkan kepedulian terhadap siswa. Libatkan guru dalam program pencegahan bullying
Guru dapat berperan aktif dalam kampanye anti-bullying dan memberikan dukungan kepada siswa. Juga melibatkan masyarakat
Bekerja sama dengan orang tua dan komunitas.
Pencegahan bullying bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. 
Gunakan media sosial untuk meningkatkan kesadaran tentang bullying.
Media sosial dapat digunakan untuk menyebarkan informasi tentang bullying dan cara mencegahnya. Laporkan kasus bullying.
Jika melihat atau mengalami bullying, segera laporkan kepada pihak yang berwenang.
Semoga kasus Zara Qairina tidak terulang kembali. Mari bersama - sama kita cegah bullying dalam dunia pendidikan dan di mana saja.
Untuk Adik Zara Qairina, beristirahatlah dalam damai, syurga menantimu Nak, Alfatihah 🤲 😭

( Note: Safitri Zubaidah;  guru madrasah ; pengurus PGM ( Perkumpulan Guru Madrasah) Indonesia Jawa Timur)

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *